Kekhususan (Karakteristik) Al-Arsy
KEKHUSUSAN (KARAKTERISTIK) AL-ARSY
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengkhususkan Al-Arsy dengan beberapa kekhususan yang membedakanya dari sekalian makhluk yang lain karena Al-Arsy memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut kata Al-Arsy sebanyak dua puluh satu kali didalam Al Quran dan hal ini menunjukkan ketinggian kedudukan dan martabat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji dirinya dalam banyak ayat dengan mengatakan dialah pemilik Al-Arsy yang agung dan besar lagi mulia, seperti dalam firmanNya.
وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung.[At-Taubah/9:129]
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Katakanlah:”Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?” [Al-Mu’minuun/23:86]
ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيدُ
Yang mempunyai singgasana, lagi Maha Mulia.[Al-Buruuj/85:15]
فَتَعَالَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya;tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.[Al-Mu’minun/23:116]
Dalam ayat-ayat diatas Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifatkan kepada kita bahwa Al-Arsy itu agung dan mulia, agung karena dia adalah makhluk yang paling besar dan paling tinggi sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikanya sebagai tempat bersemayamNya dan mulia karena dia memiliki kedudukan yang berbeda dari makhluk-makhluk yang lainnya dan dia memiliki sifat-sifat yang tinggi dan mulia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنذِرَ يَوْمَ التَّلاَقِ
(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat). [Al-Mu’min/40:15]
Juga menunjukkan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ketinggian ArsyNya yang berada diatas seluruh makhluqnya apalagi Allah Subhanahu wa Ta’ala telah banyak menghubungkannya dengan namanya “Arrohman” yang tentunya mengandung satu keistimewaan yang tidak dimiliki selainnya, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى
(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas ‘Arsy.[Thaahaa/20:5]
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَسْئَلْ بِهِ خَبِيرًا
Yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. [Al-Furqaan/25:59]
Dalam ayat ini terkandung pengertian bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berada diatas makhluk yang paling luas dan paling besar yang dapat melingkupi seluruh makhluk yang lainnya.
Oleh karena itu perlulah kita mengetahui kekhususan-kekhususan Al-Arsy yang diberikan Allah Subahnahu wa Ta’ala kepadanya.
DIANTARA KEKHUSUSANNYA.
1. Tempat Bersemayamnya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini merupakan kekhususan yang paling besar dan agung yang dimiliki Al Arsy dimana karena inilah Al Arsy memiliki kekhususan-kekhususan yang lainnya.
Masalah bersemayamnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas Al Arsy telah ditunjukkan oleh Alkitab dan Assunnah, disebutkan dalam Al Quran sebanyak tujuh tempat dan tentunya penyebutan yang berulang-ulang ini menegaskan keagungan dan arti pentingnya Al Arsy ditambah dengan banyaknya hadits-hadits yang menunjukkan dengan tegas kebenaran hal tersebut.
Sesungguhnya madzhab salaf dari para sahabat, tabiin dan yang lainnya berpendapat bahwa Allah Subhanhu wa Ta’ala bersemayam diatas Al Arsy dengan tanpa takyif (membagaimanakannya), tamtsil (menyerupainya dengan makhluk), tahrif (menyelewengkan makna yang sebenarnya) dan ta’thil (menolaknya)[1], karena Allah Subhanahu wa Ta’ala bersemayam diatas ArsyNya dengan persemayaman yang sesuai dengan kebesaran dan keagunganNya. Adapun hakikat bersemayamnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak diketahui oleh kita dan bertanya tentang hal itu satu kebidahan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memperlihatkan kepada kita hakikat dzatNya, maka bagaimana kita dapat mengetahui bagaimana bersemayamnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Dia yang berfirman:
وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ
Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. [Al-Baqarah/2:255]
2. Al-Arsy Adalah Makhluk Yang Tertinggi Dan Menjadi Atapnya Para Makhluk Yang Lain.
Diantar kekhususan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Al Arsy adalah menjadikannya sebagai makhluk paling dekat denganNya dan yang paling tinggi lebih tinggi dari langit, bumi dan syurga dan dia merupakan atapnya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
إِذَا سَأَلْتُمُ الله فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ اْلجَنَّةِ وَ أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Jika kalian meminta, mintalah Al-Firdaus, karena dia adalah tengah-tengah surga dan yang paling tinggi dan diatasnya adalah Arsy Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai syurga.[2]
Berkata Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Abi Zamaniin dalam kitabnya Ushulus-Sunnah: Dan dari pendapat Ahlus Sunnah adalah Allah telah menciptakan Al-Arsy dan mengkhususkannya dengan berada diatas dan ketinggian diatas semua makhluqNya kemudian bersemayam diatasnya.[3]
Ketinggian Al Arsy sebagai makhluk yang paling tinggi menunjukkan secara langsung bahwa dia adalah makhluk yang paling dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hal ini sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu.
بَيْنَ السَمَاء السَابِعَةِ و الكُرْسِي خَمْسَمِائَةِ عَامٍ وَبَيْنَ الكُرْسِي والمَاء خَمْسَمِائَةِ عَامٍ وَالْعَرْشُ فَوْقَ الْمَاءِ وَاللهُ فَوْقَ الْعَرْشِ
Antara langit ketujuh dan kursi lima ratus tahun dan antara kursi dan air lima ratus tahun dan Al Arsy diatas air dan Allah Subhanahu wa Ta’ala diatas Al Arsy.[4]
Dan berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah : Adapun Al Arsy maka dia berupa kubah sebagaimana diriwayatkan dalam As Sunan karya Abu Daud dari jalan periwayatan Jubair bin Muth’im, dia berkata : Telah datang menemui Rasulullah seorang A’rob dan berkata : Wahai Rasulullah jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan beliau menyebut hadits- sampai berkata Rasulullah `
إِنَّ الله عَلَى عَرْشِهِ وَ إِنَّ عَرْشَهُ عَلَى سَمَوَاتِهِ وَ أَرْضِهِ كَهَكَذَا وَ قَالَ بِأَصَابِعِهِ مِثْلَ اْلقُبَّةِ
Sesungguhnya Allah diatas ArsyNya dan ArsyNya diatas langit-langit dan bumi, seperti begini dan memberikan isyarat dengan jari-jemarinya seperti kubah.[5]
Dan tentang ketinggiannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا سَأَلْتُمُ الله فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ اْلجَنَّةِ وَ أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Jika kalian meminta, mintalah Al Firdaus, karena dia syurga yang paling utama dan yang paling tinggi dan diatasnya adalah Arsy Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai surga.[6]
Dan jelaslah dengan hadits-hadits ini bahwa Al Arsy adalah makhluq yang paling tinggi dan dia seperti kubah…[7]
3. Al Arsy Adalah Makhluk Yang Terbesar Dan Teragung Serta Terberat
Al Arsy merupakan makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling besar dan luas serta agung dan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan agar sesuai dan pantas sebagai tempat bersemayamnya Dia Subhanahu wa Ta’ala.
Al Quran dan As Sunnah telah menunjukkan Kebesaran dan keluasan Al Arsy seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung.[At-Taubah/9:129]
Berkata Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini: bermakna Dialah pemilik dan pencipta segala sesuatu; karena Dia Rabb yang memiliki Al Arsy yang agung yang merupakan atapnya para makhluk dan semua makhluk dari langit dan bumi dan yang ada pada keduanya dibawah Al Arsy[8]. Dan dari hadits-hadits Nabi adalah sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
إِنَّ الله عَلَى عَرْشِهِ وَ إِنَّ عَرْشَهُ عَلَى سَمَوَاتِهِ وَ أَرْضِهِ كَهَكَذَا وَ قَالَ بِأَصَابِعِهِ مِثْلَ اْلقُبَّةِ
Sesungguhnya Allah diatas ArsyNya dan ArsyNya diatas langit-langit dan bumi, seperti begini dan memberikan isyarat dengan jari-jemarinya seperti kubah.[9]
Disini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupakan Al Arsy seperti kubah atas alam ini yang terdiri dari langit-langit dan bumi serta isinya dan seperti atap untuk keduanya, disini sangat jelas menunjukkan keagungan, kebesaran dan keluasan Al Arsy, bukan hanya lebih besar dari langit-langit dan bumi akan tetapi keluasannya tidak dapat dibayangkan oleh kita, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu.
يَاأَبَا ذَرٍّ مَا السَمَوَاتُ السَبْعُ فِيْ الكُرْسِي إِلاَ كَحَلَقَةِ مُلْقَاةٌ بِأَرْضِ فَلاَة وَفَضْلُ الْعَرْشِ عَلَى الكُرْسِي كَفَضْل الفلاَةِ عَلَى الحَلَقَةِ
Wahai Abu Dzar tidaklah langit yang tujuh dibanding kursi kecuali seperti lingkaran (gelang) yang dilemparkan ke tanah lapang, dan besarnya Al Arsy dibandingkan dengan kursi seperti lebih besarnya tanah lapang dari lingkaran (gelang).
Dan dalam riwayat yang lain.
مَا السَمَوَاتُ السَبْعُ وَالأَرْضُوْنَ السَبْعُ وَمَا بَيْنَهُنَّ وَمَا فَيْهِنَّ فِيْ الكُرْسِي إِلاَ كَحَلَقَةِ مُلْقَاةٌ بِأَرْضِ فَلاَة وَإِنَّ الكُرْسِي بِمَا فِيْهِ بِالنِسْبَةِ إلَىالْعَرْشِ عَلَى كتِلْكَ الحَلَقَةِ عَلَىتِلْكَ الفلاَةِ
Tidak langit yang tujuh dan bumi yang tujuh dan apa yang ada diantara dan di dalamnya dibandingkan dengan kursi kecuali seperti lingkaran (gelang) yang dilempar ke tanah lapang, dan kursi dengan apa yang ada didalamnya dibandingkan dengan Al Arsy seperti lingkaran (gelang) tersebut pada tanah lapang tersebut.[10]
Berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu.
الكُرْسِي مَوْضِعُ القَدَمَيْنِ وَ الْعَرْشُ لاَيَقْدِرُ قَدْرَهُ إِلاَ اللهُ
Kursi tempat kedua telapak kaki dan Al Arsy tidak mampu mengukurnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.[11]
Disamping Al Arsy ini adalah makhluk terbesar dan terluas, diapun terberat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihai wa sallam kepada Juwairiyah.
لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَاتٍ لَوْ وَزَنْتِ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ اليَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ الله و بِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ و رِضِا نَفْسِهِ و زِنَةَ عَرْشِهِ ومِدَدَ كَلِمَاتِهِ
Sungguh aku katakan setelah kamu empat kalimat tiga kali, seandainya ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan sejak hari ini maka sungguh dia dapat menyamainya, Subhanallah wa bihamdihi, ‘adada kholqihi wa ridho nafsihi wa zinata Arsyihi wa midada kalimatihi.[12]
Berkata Ibnu Taimiyah : Maka ini menjelaskan bahwa berat Al Arsy paling berat timbangannya.[13]
4. Al Arsy Tidak Termasuk Yang Digenggam Dan Digulung Ketika Hari Kiamat.
Ini merupakan kekhususan yang juga dimiliki oleh selainnya dan telah kita ketahui bahwa Al Arsy diciptakan sebelum diciptakannya langit dan bumi sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاء
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan taqdir-taqdir seluruh makhluk sebelum diciptakannya langit dan bumi lima puluh ribu tahun, beliau bersabda: dan Arsy Nya ada diatas air.[14]
Dan telah kita ketahui bahwa langit dan bumi serta isinya akan di genggam dan digulung serta diganti seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَمَاقَدَرُوا اللهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَاْلأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya pada hal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. [Az-Zumar/39:67]
Dan firmanNya yang lain.
يَوْمَ تُبَدَّلُ اْلأَرْضُ غَيْرَ اْلأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارَ
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.[Ibrahim/14:48]
Juga firmanNya.
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَآءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
(Yaitu) pada hari Kami menggulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama baegitulah Kami akan mengulangnya. Itulah janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. [Al-Anbiyaa/21 : 104]
Dan dalam shohihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anh, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
يَقْبِضُ الهُض تَبَارَكَ وَتَعَالَى اْلأَرْضَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَطْوِي السَّمَاءَ بِيَمِينِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ مُلُوكُ اْلأَرْضِ
Allah Subhnahu wa Ta’ala mengenggam bumi pada hari Kiamat dan menggulung langit dengan tangan kananNya kemudian berkata : Aku raja penguasa, mana para raja penguasa dunia.[15]
Dan dalam riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu dengan lafadz.
يَطْوِي الهُن عَزَّ وَجَلَّ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ أَيْنَ المتكبرون
Allah Subhnahu wa Ta’ala menggulung langit-langit pada hari Kiamat kemudian mengambil mereka dengan tangan kananNya kemudian berkata : Aku raja penguasa, mana para penindas, mana orang-orang yang sombong.[16]
Demikianlah keadaan hari Kiamat langit dan bumi dihancurkan dan tersisa beberapa makhluq yang tidak dihancurkan dan dipunahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti Surga, Neraka, Al Arsy menurut kesepakatan Ahlus Sunnah[17], maka Al Arsy di hari Kiamat tidak ikut digulung bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit di gulung dan di hancuran Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana ditunjukkan oleh firmanNya.
وَحُمِلَتِ اْلأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ وَانشَقَّتِ السَّمَآءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَآئِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah Kiamat, dan tebelahlah langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjungjung Arsy Rabbmu di atas ke kepala mereka.[Al Haaqqah/69 : 14-17]
Demikian juga dalam surat Az Zumar setelah menjelaskan keadaan hari Kiamat, penduduk Neraka dan penduduk Syurga kemudian diakhiri dengan firmanNya.
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ ۖ وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan mereka mengucapkan:”Segala puji bagi Allah yangtelah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam jannah di mana saja kami kehendaki”. Maka jannah itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. Dan kamu (Muhammad) akan melihat melaikat-malaikat berlingkar disekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Rabb-nya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan:”Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam“.[Az-Zumar/39:74-75]
Berkata Syeikhul Islam : Adapun Al Arsy tidaklah masuk dalam makhlul-makhluk yang diciptakan dalam waktu enam hari dan tidak pula dibelah dan dipecah, bahkan hadits-hadits yang masyhur menegaskan apa yang telah ditunjukkan Al Quran tentang ketidak punahan Al Arsy, sebagimana dalam Ash Shohih bahwa atapnya syurga ‘Adn adalah Al Arsy, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا سَأَلْتُمُ الله فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ اْلجَنَّةِ وَ أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Jika kalian meminta, mintalah Alfirdaus, karena dia syurga yang paling utama dan yang paling tinggi dan diatasnya adalah Arsy Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai surga.[18]
Demikianlah kekhususan (karakteristik) Al Arsy menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah. Semoga bermanfaat.
(Disarikan dengan penambahan dan pengurangan dari pengantar kitab Al-Arsy karya Ibnu Abu Syaibah oleh Dr Muhammad Khalifah At-Tamimi, penerjemah Kholid Syamhudi)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun V/1422H/2001M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_____
Footnote
[1] Mudah-mudahan dapat dibahas masalah ini pada waktu dan edisi yang lain.
[2] HSR Bukhori dalam shohihnya kitab Tauhid bab wa kaana Arsyuhu Ala Alma’ lihat fathul Bari 13/404.
[3] Hal. 282.
[4] Atsar yang shohih, dikeluarkan oleh ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid hal.105, Ad-Daarimiy dalam Arrod ‘alal Jahmiyah hal.26-27 dan Alalikaaiy dalam Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunnah 3/396 dan dibawakan Ibnul Qayim dalam Ijtimaul Juyusy Al Islamiyah hal.100, dan berkata diriwayatakan oleh Sunaid bin Daud dengan sanad yang shohih.
[5] HSR Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah 1/252
[6] HSR Bukhori dalam shohihnya kitab Tauhid bab wa kaana Arsyuhu Ala Alma’ lihat Fathul Bari 13/404
[7] Al Fatawa 5/151
[8] Tafsir Ibnu Katsir 2/404
[9] HSR Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah 1/252
[10] Berkata Syaikh Al Albaniy dalam Silsilah Ahadits Ash Shohihah No.109, dan kesimpulannya hadits ini dengan jalan-jalan periwayatan (yang ada ) shohih
[11] Berkata Syaikh Al Albaniy dalam Mukhtashor ‘Ulu hal.102 : sanadnya shohih
[12] HR Muslim dalam shohihnya, kitab adz-Dzikr 8/83, Abu Daud dalan Sunannya Abwabul witr, bab Attasbih bil Hasho 2/171 dan At-Tirmidziy dalam Jami’nya kitab Ad-Da’aawat 5/556 dan berkata: hadits hasan shohih.
[13] Risalah al-Arsyiyah hal.8.
[14] HR Muslim dalam shohinya kitab Al-Qadar 8/51
[15] Mutafaqun ‘Alaihi
[16] HR Muslim dalam shohihnya, kitab shifatul Qiamat 8/126.
[17] Lihat Alfataawa 18/307
[18] HR Bukhori dalam shohihnya kitab Tauhid bab wa kaana Arsyuhu Ala Alma’ lihat fathul Bari 13/404.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/21882-kekhususan-karakteristik-al-arsy-2.html